TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian penggemar Liga Inggris, musim ini seperti memunculkan deja vu terkait performa Leicester City. Bayangan musim 2015/16 seperti muncul lagi, ketika tim Kuda Hitam Leicester menjadi juara.
Sebenarnya, Leicester masih jauh dari juara. Pada pekan ke-16, mereka masih tertinggal 8 poin dari Liverpool yang ada di puncak klasemen. Tapi, mereka sudah mampu unggul 6 poin dari juara bertahan Manchester City, yang hanya ada di posisi ketiga.
Adakah peluang Leicester menjadi juara? Pelatih Leicester Brendan Rodger memilih bersikap realistis.
"Manchester City dan Liverpool adalah tim yang luar biasa di liga dan telah menunjukkan tahun lalu betapa bagusnya mereka," kata dia. "Kami tahu bahwa kami terus berusaha menjadi lebih baik dan berusaha menutup celah. Kami tim yang berada di urutan kesembilan selama dua musim terakhir."
Rodgers juga menyadari tak ada yang menjagokan timnya untuk bisa bersaing di papan atas. Hal itu dianggapnya sebagai hal biasa.
"Saya kira tidak ada orang yang menyangka kita berada di dekat puncak," kata Rodgers yang dilansir Reuters.
"Itu tidak benar-benar membuat kita gusar, saya kira itu adalah bagian dari permainan."
Ia melanjutkan, "Setelah Manchester United menang atas Manchester City, sebuah informasi muncul setelah pertandingan tentang seberapa jauh Manchester City dari Liverpool. Kami menghargai itu dan kami hanya melanjutkan pekerjaan kami."
Leicester mencetak rekor dengan delapan kemenangan beruntun di liga setelah mengalahkan Aston Villa 4-1 pada Minggu untuk tetap berjarak delapan poin dari Liverpool, sedangkan juara bertahan Manchester City berada di urutan ketiga dan terpaut 14 poin di belakang The Reds.
Penyerang Leicester, Jamie Vardy, kini adalah pencetak gol terbanyak liga dengan 16 gol sedangkan gawang mencatatkan clean sheet terbanyak musim ini, yaitu tujuh kali.
Leicester selanjutnya akan menjamu Norwich City yang peringkat dua terbawah pada Sabtu malam pukul 22.00 WIB.